Category Archives: Uncategorized

ada rindu di balik jendela kamarku

Standar

have you ever heard ‘malarindu’ ?

bukan ! malarindu bukan temannya malaria atau malapetaka. malarindu itu semacam penyakit yang sudah stadium akhir (yang saya tau, kalau di sinetron-sinetron, stadium 4 itu berarti sudah stadium akhir, yang katanya sudah tidak bisa disembuhkan). penyakit ini hanya terjadi pada orang-orang yang memendam rindunya dalam diam, kemudian mengendap hingga membusuk di hati.

seperti apakah ciri-cirinya ?

malarindu akan membuatmu menarik napas dalam-dalam kemudian turun hujan lokal di wajahmu bersamaan dengan hembuskan napas yang kamu keluarkan.

seperti pagi ini, aku melangkah gontai mendekati jendela, membukanya lalu menghirup udara bekas hujan semalam. sudah berapa pagi yang aku lalui ? selalu seperti ini, membuka jendela kamar tanpa pernah bisa membuka jendela hati. rupanya kamarku masih untuk kamu.

kepada kamu…

bagaimana mungkin aku lupa kejadian pagi waktu itu. ketika kamu mengetuk jendela kamarku. matahari belum sepenuhnya muncul tapi hangat sinarnya sudah sempurna kurasakan menyentuh keningku. ciuman pertama, di balik jendela kamarku.


menjabat tanganNya

Standar

Sengaja aku pindah kesini, ingin berdua saja denganMu, Tuhan. Orang-orang di timeline sedang ramai membicarakanMu. Katanya, jodoh itu ada di tanganMu. Eh iya, sebelum ku beri tau Tuhan pasti sudah tau lebih dulu. Kalau benar jodoh ada di tanganMu, mulai sekarang aku mau rajin mencuci tangan pakai sabun. Siapa tau kalau tanganku bersih dan wangi, Tuhan akan mengizinkanku berjabat tangan denganNya lantas membiarkanku berkenalan dengan seseorang yang sudah Ia simpan di tanganNya, bertukar cerita menggunakan metode tadoma seperti helen keller.

“kamu sudah sampai mana? Aku lelah kalau harus berpindah dari satu hati ke hati yang lain, sebelum akhirnya aku menemukan kamu. Iya, sambil menunggu kamu datang,aku hanya berani menyukai seseorang diam-diam hingga akhirnya aku tau ternyata kami saling menyukai tapi tidak pernah ada kepastian dalam hubungan kami. Atau lebih tepatnya aku yang tidak pernah memberikan kejelasan. Semata karena aku hanya ingin memiliki kepastian dengan kamu. Aku menyukai tetapi tak ingin memiliki ataupun dimiliki, selain dengan kamu.”

Tidak! Jangan memelukku seperti ini Tuhan. Pelukan hanya akan mencairkan air mata yang sudah lama dan susah payah ku bekukan dalam hati. Cukup dengarkan cerita serta keluh kesahku dan tolong sampaikan padanya, aku rindu.

pelupa

Standar

Gemericik air hujan disertai petir yang sesekali menyambar berhasil membangunkan tidur lelapku pagi ini. Aku hendak menarik selimut dan memeluk guling lebih erat ketika alarm berdering, mengingatkanku kalau pagi ini aku sudah harus tiba di kampus, mengikuti UTS yang sedang berlangsung minggu ini.
baru saja sampai di mulut gang, aku lupa membawa almamater. Dengan tergesa-gesa aku kembali menuju rumah dan meminta ibu untuk mencarikan almamater yang entah ku simpan dimana.
sepanjang perjalanan menuju kampus, aku memikirkan perkataan ibu. Ibu bilang kalau aku ini pelupa. Aku seringkali lupa menyimpan kunci lemari, mencarinya kesana kemari dan ternyata kunci tersebut ada di dalam kantung celanaku. Lupa menyimpan handphone, kunci rumah dan lain sebagainya.
ah, tapi aku tidak benar-benar yakin kalau aku ini pelupa. Bagaimana mungkin aku pelupa, sedangkan aku masih mengingat dengan baik semua hal yang pernah kita lakukan. Lucu sekali bukan, aku yang katanya pelupa, masih ingat aroma parfum yang biasa kamu kenakan. Aku yang katanya pelupa, masih mengingat janji yang kamu ikrarkan di bawah rinai hujan, waktu lalu.

tenang, aku akan berpura-pura lupa tentang janji itu. Mungkin waktu itu aku salah dengar, atau mungkin menunggu yang kamu maksud itu bukan berarti kamu tidak mempunyai pacar selama masa penantian. Harusnya waktu itu aku bertanya konsep menunggu yang kamu janjikan itu seperti apa. Mungkin juga kamu lupa, seperti halnya aku yang seringkali lupa menyimpan sesuatu. Dan jika kamu benar-benar lupa, biarkan Tuhan yang mengingatkan.

Tidak ! Aku tidak seperti perempuan-perempuan itu, yang menganggap semua pria sama saja, penuh dengan omong kosong setelah mereka dikecewakan. Kamu tetap pria baik, pria yang layak dipertahankan oleh wanita.
aku bukan orang yang pelupa ketika saling jatuh cinta dan pengingat ketika saling menyakiti*

*qoute from penikmat senja.

nyanyian hujan

Standar

Tik tik tik

bunyi hujan di atas genting

airnya turun tidak terkira

cobalah tengok

dahan dan ranting

pohon dan kebun basah semua.

kamu tentu masih ingat dengan lagu diatas, bukan? Aku tidak tau apakah anak-anak saat ini mengenal lagu tersebut. Jangan tanya lagunya Ayu Ting Ting, pasti mereka hapal betul !

semasa kanak-kanak, aku-dan mungkin juga kamu-akan melompat kegirangan melihat langit yang sudah mendung dan berharap ibu akan mengizinkan aku bermain-main dengan hujan.

lalu beranjak dewasa, aku tidak lagi melompat-lompat kegirangan ketika melihat langit yang mulai tampak murung. Karena ketika hujan turun dan airnya melompat-lompat diatas genting hingga menimbulkan suara. Yang ditengok bukan lagi dahan dan ranting. Yang basah bukan lagi pohon dan kebun.

tapi hati.

*Terinspirasi dari blognya @perempuansore