pilihan (hati) ku

Standar

ini surat kedua dan aku masih bingung apa yang akan ku ceritakan. kamu jangan ikutan bingung juga kenapa aku nulis semua surat ini untuk kamu. alasannya cuma satu. aku masih cinta kamu. titik !

kamu tau, selama hampir setahun aku menyaksikan bagaimana peperangan hebat itu terjadi. Logika VS Hati. sampai akhirnya logikaku menyerah. sambil berdarah-darah dia bilang “silakan lakukan apa yang kamu inginkan. sesuka hatimu dan jangan pernah menyesal !!”

sampai disini aku heran.  aku sering mendengar orang dewasa berkata “dengarkan apa kata hatimu”. jadi bagaimana mungkin kita menyesal? bukankah hati tak pernah salah memilih ?

aku mau nunggu kamu. itu pilihan hatiku dan aku percaya sama hatiku sendiri.

lalu bagaimana dengan (hati) kamu ?

Satu tanggapan »

Tinggalkan komentar